Jerome Burner |
Bruner dalam belajar matematika
menekankan pendekatan dengan bentuk spiral. Pendekatan spiral dalam belajar
mengajar matematika adalah menanamkan konsep dan dimulai dengan benda kongkrit
secara intuitif dapat
dihasilkan suatu kesimpulan (discovery learning), kemudian pada tahap-tahap yang lebih tinggi (sesuai
dengan kemampuan siswa) konsep ini diajarkan dalam bentuk yang abstrak dengan
menggunakan
notasi yang lebih umum dipakai dalam matematika.
Bruner menekankan suatu proses bagaimana seseorang
memilih, mempertahankan, dan mentransformasi informasi secara aktif. Proses
tersebut merupakan inti utama dari belajar. Oleh karenanya Bruner memusatkan perhatian
pada masalah apa yang dilakukan manusia terhadap informasi yang diterimanya dan
apa yang dilakukan setelah menerima informasi tersebut untuk pemahaman dirinya.
Menurut Bruner, agar proses
mempelajari sesuatu pengetahuan atau kemampuan berlangsung secara optimal,
dalam arti pengetahuan kemampuan dapat diinternalisasi dalam struktur kognitif
orang yang bersangkutan. Kemampuan tersebut dibagi dalam 3 tahap yaitu, tahap
enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik.
a.
Tahap Enaktif.
Pada tahap ini peserta didik di dalam belajarnya
menggunakan atau memanipulasi, mengutak-atik
obyek-obyek secara langsung.
b.
Tahap Ikonik.
Pada tahap ini
menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai menyangkut mental yang merupakan
gambaran dari obyek-obyek. Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi
langsung obyek-obyek, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan
gambaran dari obyek.
c.
Tahap Simbolik,
Pada tahap ini anak
dapat memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada berkaitan dengan
objek-objek. Anak mencapai transisi dari penggunaan penyajian ikonik ke
penggunaan penyajian simbolik yang didasarkan pada sistem berpikir abstrak dan
lebih fleksibel. Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan
sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk
mencapai pemahaman.
Sejalan
dengan pernyataan tersebut, maka untuk mengajar suatu hal tidak perlu menunggu sampai anak mancapai tahap
perkembangan tertentu. Dengan kata lain perkembangan kognitif seseorang
dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan
menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Perbedaan mendasar antara teori burner dan piaget
adalah urutan tahap berpikir tidak dikaitkan dengan usia peserta didik. Bruner
mengemukakan empat teori belajar sebagai berikut :
1. Teorema Konstruksi, menyatakan bahwa cara berpikir terbaik bagi
seorang peserta didik untuk memeulai belajar konsep dan prinsip didalam
matematika adalah dengan mengkonstruksi konsep dan prinsip itu. Menurut Bruner,
khusus untuk anak-anak kecil, mereka harus mengkonstruksi sendiri
gagasan-gagasan yang dipelajarinya, terlebih baik lagi bila anak tersebut
menggunakan benda-benda konkrit di dalam merumuskan gagasan-gagasan tersebut.
2. Teorema Notasi, menyatakan bahwa
konstruksi permulaan belajar di buat lebih sederhana secara kognitif dan dapat
dimengerti lebih baik oleh peserta didik, jika konstruksi itu menurut notasi
yang sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik.
3. Teorema Perbedaan dan Notasi,
menyatakan bahwa prosedur belajar gagasan-gagasan matematika yang belajar dari
konkrit ke abstrak harus disertakan perbedaan dan variasinya. Suatu konsep
matematika biasanya akan bermakna bagi peserta didi apabila konsep itu dibandingkan
dengan konsep yang lain.
4. Teorema Konektivitas, menyatakan
bahwa di dalam matematika setiap konsep,struktur dan ketrampilan dihubungkan
dengan setiap konsep,struktur dan ketrampilan yang lain.
The casino with roulette machines | Vannienailor4166 Blog
ReplyDeleteCasino roulette febcasino game is one of the jancasino.com most popular casino games casinosites.one in Malaysia. It https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ offers the latest games with the best odds, with big payouts and titanium flat iron easy