Jean Piaget |
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Piaget
membagi 4 tahapan utama
perkembangan kognitif anak sebagai berikut :
a.
Tahap Sensori Motor
Pada tahap sensori motor, mental bayi dan sifat perkembangan bayi dari lahir sampai munculnya bahasa. Tahap ini ditandai dengan peningkatan penerimaan objek permanen dimana anak mampu menemukan benda setelah benda tersebut dipindahkan tempat, bahkan jika objek disembunyikan. Karakteristik pada tahap ini adalah kemampuan untuk menghubungkan bilangan dengan objek (contoh : 1 kucing, 2 anjing, 3 burung).
Pada tahap sensori motor, mental bayi dan sifat perkembangan bayi dari lahir sampai munculnya bahasa. Tahap ini ditandai dengan peningkatan penerimaan objek permanen dimana anak mampu menemukan benda setelah benda tersebut dipindahkan tempat, bahkan jika objek disembunyikan. Karakteristik pada tahap ini adalah kemampuan untuk menghubungkan bilangan dengan objek (contoh : 1 kucing, 2 anjing, 3 burung).
b.
Tahap Pre-operasional
Karakteristik tahap
ini terjadi peningkatan kemampuan bahasa, pemikiran simbol, dan keterbatasan
logika. Anak didalam berpikirnya tidak didasarkan pada keputusan yang logis
melainkan didasarkan pada keputusan yang dapat dilihat seketika. Anak masih
mengalami kesulitan dalam melakukan pembalikan pemikiran (reversing thought)
. Pada tahapan ini anak terpaku kepada kontak langsung dengan lingkungannya,
tetapi anak itu mulai memanipulasi simbul dari benda-benda sekitarnya.
c.
Tahap Operasional Konkrit
Karakteristik tahap operasional konkrit ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang pesat. Anak dapat mempertimbangkan dua atau tiga dimensi secara bersamaan bukan berturut-turut. Operasi logis yang berkembang adalah seriation dan klasifikasi
dimana keduanya sangat penting untuk pemahaman konsep bilangan. Seriation adalah kemampuan untuk menambahkan atau mengurangi panjang, berat atau volume. Sedangkan klasifikasi adalah pengelompokkan objek berdasarkan karakteristik yang sama.
Karakteristik tahap operasional konkrit ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang pesat. Anak dapat mempertimbangkan dua atau tiga dimensi secara bersamaan bukan berturut-turut. Operasi logis yang berkembang adalah seriation dan klasifikasi
dimana keduanya sangat penting untuk pemahaman konsep bilangan. Seriation adalah kemampuan untuk menambahkan atau mengurangi panjang, berat atau volume. Sedangkan klasifikasi adalah pengelompokkan objek berdasarkan karakteristik yang sama.
d. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas)
Tahap operasi formal ini disebut juga tahapan operasi hipotesis-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan kognitif piaget. Anak-anak pada tahapan ini sudah dapat memberikan alasan dan mengunakan lebih banyak simbol atau gagasan dalam cara berpikirnya. Anak sudah dapat mengoperasikan argumen-argumen tanpa dikaitkan dengan benda-benda empirik. Ia mampu menggunakan prosedur seorang ilmuan, yaitu menggunakan prosedur hipotesis-deduktif.
Tahap operasi formal ini disebut juga tahapan operasi hipotesis-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan kognitif piaget. Anak-anak pada tahapan ini sudah dapat memberikan alasan dan mengunakan lebih banyak simbol atau gagasan dalam cara berpikirnya. Anak sudah dapat mengoperasikan argumen-argumen tanpa dikaitkan dengan benda-benda empirik. Ia mampu menggunakan prosedur seorang ilmuan, yaitu menggunakan prosedur hipotesis-deduktif.
Kunci utama teori Piaget yaitu bahwasanya perkembangan kognitif seorang
siswa bergantung kepada seberapa jauh si siswa itu dapat memanipulasi dan aktif
berinteraksi dengan lingkungannya, dalam arti bagaimana ia mengaitkan antara
pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengalaman barunya.
Menurut Piaget, ada tiga aspek pada perkembangan kognitif seseorang, yaitu:
struktur, isi, dan fungsi kognitif. Struktur kognitif, skema atau skemata (schema)
menurut Piaget, merupakan organisasi mental yang terbentuk pada saat seseorang
berinteraksi dengan lingkungannya. Isi kognitif merupakan pola tingkah laku
seseorang yang tercermin pada saat ia merespon berbagai masalah, sedangkan
fungsi kognitif merupakan cara yang digunakan seseorang untuk mengembangkan
tingkat intelektualnya, yang terdiri atas organisasi dan adaptasi. Adaptasi
sendiri terdiri atas dua proses yang dapat terjadi bersama-sama, yaitu: (1) asimilasi,
suatu proses dimana suatu informasi atau pengalaman baru disesuaikan dengan
kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa; dan (2) akomodasi,
yaitu suatu proses perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang sudah ada
di benak siswa agar sesuai dengan pengalaman yang baru dialami.
Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif
seseorang dipengaruhi oleh empat hal berikut:
1. Kematangan (maturation)
otak dan sistem syarafnya. Kematangan otak dan sistem syaraf sangat penting
dimiliki setiap siswa.
2. Pengalaman (experience)
yang terdiri atas:
a. Pengalaman fisik (physical
experience), yaitu interaksi manusia dengan lingkungannya.
b. Pengalaman logika-matematis (logico-mathematical
experience), yaitu kegiatan-kegiatan pikiran yang dilakukan manusia.
3. Transmisi sosial (social
transmission), yaitu interaksi dan kerjasama yang dilakukan oleh manusia
dengan orang lain.
4. Penyeimbangan (equilibration),
suatu proses, sebagai akibat ditemuinya pengalaman (informasi) baru, seperti
ditunjukkan pada diagram Piaget di atas.
Implikasi Teori
Piaget Dalam Pembelajaran Matematika
Tahap-tahap pemikiran Piaget
sudah cukup lama mempengaruhi bagaimana para pendidik menyusun kurikulum,
memilih metode pengajaran dan juga memilih bahan ajar terutama di
sekolah-sekolah. Hal yang terpenting adalah kesesuaian dengan pemilihan model,
pendekatan serta metode dalam pembelajaran terhadap materi ajar.
Berikut contoh
pembelajaran berdasar pada teori Piaget sesuai tahap perkembangan kognitif anak
usia sekolah dengan materi Bangun Ruang ( kubus )
Tabel 1.2 Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia
Sekolah
Tahap pre operasional
|
Anak baru diperkenalkan dengan bentuk kubus. Materi
kubus cukup pada bentuknya. Anak hanya mampu melihat gambar dan tidak
berbentuk penalaran atas pengalamannya sendiri
|
Tahap operasional konkrit
|
Pengelompokan bangun mulai diperkenalkan, bahwa
kubus termasuk bangun ruang. Anak berkontekstual dengan bangun-bangun
tersebut sehingga ada pemahamannya tentang yang terdapat pada bangun itu.
Seperti panjang, lebar dan tinggi. Melanjutkan pembelajaran sampai pada
operasi sederhana pada bangun itu.
|
Tahap operasional formal
|
Anak diajarkan mengetahui bentuk, struktur, dan isi
dari kubus. Anak diminta mengetahui cara menghitung luas sisi, volume serta
bentuk permukaan dengan mengetahui isi dari bangun tersebut. Aplikasi dengan
dunia nyata juga penting dilakukan sebagai aplikasi materi yang diajarkan.
|
0 comments:
Post a Comment