Informasi penting seputar pendidikan matematika

Monday, 27 July 2015

Tahapan Piaget


Jean Piaget
Menurut Piaget perkembangan anak terjadi melalui transformasi proses pemikiran secara terus menerus. Meskipun anak biasanya dikelompokkan berdasarkan usia kronologis, tingkat perkembangan mereka mungkin berbeda secara signifikan (Weinert & Helmke, 1998) seperti tingkatan yang dilewati anak pada setiap tahap. Perkembangan anak terjadi secara terus menerus dan secara bertahap seluruh tahapan yang berbeda-beda dan pengalaman pada satu tahap merupakan dasar pada tahap berikutnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Piaget membagi 4 tahapan utama
perkembangan kognitif anak  sebagai berikut : 
a.       Tahap Sensori Motor
Pada tahap sensori motor, mental bayi dan sifat perkembangan bayi dari lahir sampai munculnya bahasa. Tahap ini ditandai dengan peningkatan penerimaan objek permanen dimana anak mampu menemukan benda setelah benda tersebut dipindahkan tempat, bahkan jika objek disembunyikan. Karakteristik pada tahap ini adalah kemampuan untuk menghubungkan bilangan dengan objek (contoh : 1 kucing, 2 anjing, 3 burung).


b.      Tahap Pre-operasional
Karakteristik tahap ini terjadi peningkatan kemampuan bahasa, pemikiran simbol, dan keterbatasan logika. Anak didalam berpikirnya tidak didasarkan pada keputusan yang logis melainkan didasarkan pada keputusan yang dapat dilihat seketika. Anak masih mengalami kesulitan dalam melakukan pembalikan pemikiran (reversing thought) . Pada tahapan ini anak terpaku kepada kontak langsung dengan lingkungannya, tetapi anak itu mulai memanipulasi simbul dari benda-benda sekitarnya.
c.       Tahap Operasional Konkrit
Karakteristik tahap operasional konkrit ditandai dengan pertumbuhan  kognitif yang pesat. Anak dapat mempertimbangkan dua atau tiga dimensi secara bersamaan bukan berturut-turut. Operasi logis yang berkembang adalah seriation dan klasifikasi
dimana  keduanya sangat penting untuk pemahaman konsep bilangan. Seriation adalah kemampuan untuk menambahkan atau  mengurangi panjang, berat atau volume. Sedangkan klasifikasi adalah pengelompokkan objek berdasarkan karakteristik yang sama.
d.      Tahap operasional formal (11 tahun ke atas)
Tahap operasi formal ini disebut juga tahapan operasi hipotesis-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan kognitif piaget. Anak-anak pada tahapan ini sudah dapat memberikan alasan dan mengunakan lebih banyak simbol atau gagasan dalam cara berpikirnya. Anak sudah dapat mengoperasikan argumen-argumen tanpa dikaitkan dengan benda-benda empirik. Ia mampu menggunakan prosedur seorang ilmuan, yaitu menggunakan prosedur hipotesis-deduktif.

Kunci utama teori Piaget yaitu bahwasanya perkembangan kognitif seorang siswa bergantung kepada seberapa jauh si siswa itu dapat memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya, dalam arti bagaimana ia mengaitkan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengalaman barunya.
Menurut Piaget, ada tiga aspek pada perkembangan kognitif seseorang, yaitu: struktur, isi, dan fungsi kognitif. Struktur kognitif, skema atau skemata (schema) menurut Piaget, merupakan organisasi mental yang terbentuk pada saat seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Isi kognitif merupakan pola tingkah laku seseorang yang tercermin pada saat ia merespon berbagai masalah, sedangkan fungsi kognitif merupakan cara yang digunakan seseorang untuk mengembangkan tingkat intelektualnya, yang terdiri atas organisasi dan adaptasi. Adaptasi sendiri terdiri atas dua proses yang dapat terjadi bersama-sama, yaitu: (1) asimilasi, suatu proses dimana suatu informasi atau pengalaman baru disesuaikan dengan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa; dan (2) akomodasi, yaitu suatu proses perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa agar sesuai dengan pengalaman yang baru dialami.
Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif seseorang dipengaruhi oleh empat hal berikut:
1.      Kematangan (maturation) otak dan sistem syarafnya. Kematangan otak dan sistem syaraf sangat penting dimiliki setiap siswa.
2.      Pengalaman (experience) yang terdiri atas:
a.       Pengalaman fisik (physical experience), yaitu interaksi manusia dengan lingkungannya.
b.      Pengalaman logika-matematis (logico-mathematical experience), yaitu kegiatan-kegiatan pikiran yang dilakukan manusia.
3.      Transmisi sosial (social transmission), yaitu interaksi dan kerjasama yang dilakukan oleh manusia dengan orang lain.
4.      Penyeimbangan (equilibration), suatu proses, sebagai akibat ditemuinya pengalaman (informasi) baru, seperti ditunjukkan pada diagram Piaget di atas.
  
Implikasi Teori Piaget Dalam Pembelajaran Matematika
Tahap-tahap pemikiran Piaget sudah cukup lama mempengaruhi bagaimana para pendidik menyusun kurikulum, memilih metode pengajaran dan juga memilih bahan ajar terutama di sekolah-sekolah. Hal yang terpenting adalah kesesuaian dengan pemilihan model, pendekatan serta metode dalam pembelajaran terhadap materi ajar.
Berikut contoh pembelajaran berdasar pada teori Piaget sesuai tahap perkembangan kognitif anak usia sekolah dengan materi Bangun Ruang ( kubus )
Tabel 1.2 Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah
Tahap pre operasional
Anak baru diperkenalkan dengan bentuk kubus. Materi kubus cukup pada bentuknya. Anak hanya mampu melihat gambar dan tidak berbentuk penalaran atas pengalamannya sendiri
Tahap operasional konkrit
Pengelompokan bangun mulai diperkenalkan, bahwa kubus termasuk bangun ruang. Anak berkontekstual dengan bangun-bangun tersebut sehingga ada pemahamannya tentang yang terdapat pada bangun itu. Seperti panjang, lebar dan tinggi. Melanjutkan pembelajaran sampai pada operasi sederhana pada bangun itu.
Tahap operasional formal
Anak diajarkan mengetahui bentuk, struktur, dan isi dari kubus. Anak diminta mengetahui cara menghitung luas sisi, volume serta bentuk permukaan dengan mengetahui isi dari bangun tersebut. Aplikasi dengan dunia nyata juga penting dilakukan sebagai aplikasi materi yang diajarkan.

Tahapan Piaget Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Iron_man

0 comments:

Post a Comment