Konstruktivisme adalah sebuah teori yang
memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya
dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan
fasilitasi orang lain.
Adapun tujuan dari teori ini adalah sebagai
berikut:
a. Adanya
motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
b. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
c. Membantu
siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.
d. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
e. Lebih
menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
Adapun ciri
– ciri pembelajaran secara kontruktivisme adalah:
a. Memberi
peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya.
b. Menggalakkan
soalan/idea yang dikemukakan oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang
pengajaran.
c. Menyokong
pembelajaran secara koperatif mengambil
kira sikap dan pembawaan murid.
d. Mengambil
kira dapatan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide.
e. Menggalakkan
dan menerima daya usaha dan autonomi murid.
f. Menggalakkan
murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru.
g. Menganggap
pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.
h. Menggalakkan
proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.
Tokoh
konstruktivisme
Salah satu teori atau pandangan yang sangat
terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori
perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan
intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan
dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan
intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual
yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu
pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan
atau perbuata.
0 comments:
Post a Comment